Sabtu, 06 Februari 2010

Rupa-rupa Aktivitas liturgi kita 1

Berdasarkan Missale Romanum, editor typica, Typis Polyglottis Vaticanis 2002 sekaligus sebagai revisi dari TPE yang diterbitkan PWI – Liturgi 1979.

Arti Simbol
Tanda Salib: Dibuat ketika
1. Memasuki gereja sambil menandai diri dengan air suci yang ada di samping pintu masuk gereja sebagai tanda peringatan pembaptisan yang kita terima.
2. Mengawali dan mengakhiri Perayaan Ekaristi.
3. Menerima percikan air suci kalau dibuat sebagai pengganti Pernyataan Tobat. Tanda tersebut mengungkapkan kesadaran kita sebagai anak-anak Allah dan kesetiaankita pada janji baptis.
4. Memulai bacaan Injil dengan membuat tanda salib pada dahi, mulut dan dada, untuk mengungkap hasrat agar budi diterangi, mulut disanggupkan untuk mewartakan, dan hati diresapi oleh Sabda Tuhan.
5. Menerima berkat pengutusan pada bagian Penutup.

Berdiri: dilakukan ketika
1. Menyambut Imam dan para Pelayan yang berarak menuju ruang altar. Sikap ini menunjukan penghormatan kepada Allah yang datang dan hadir di tengah-tengah Umat. Dari awal hingga Doa Pembuka, kita mengambil sikap berdiri (Tobat: hendaknya berlutut apabila dimungkinkan).
2. Pemaklumam injil sebagai tanda hormat pada Tuhan Yesus Kristus yang bangkit mulia dan yang hendak memaklumkan sabda-Nya.
3. Mengucapkan Syahadat untuk memperbarui pengakuan iman sebagai tanda kesediaan menjadi saksi iman.
4. Menyampaikan Doa Umat, sebagai tanda hormat kepada Allah yang setia mendengarkan dan mengabulkan doa-doa Umat.
5. Memulai Doa Syukur Agung (Prefasi) hingga Kudus sebagai tanda hormat dan syukur kepada Allah.
6. Mengucapkan/menyanyikan Bapa Kami sebagai tanda pujian dan permohonan.
7. Imam mengucapkan Doa Sesudah Komuni sebagai tanda syukur.

Berlutut: dilakukan ketika
1. Mengucapkan Doa Tobat untuk menunjukkan sikap kerendahan hati dan permohonan ampun.
2. Mengucapkan “...Ia dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria” (Syahadat Para Rasul) khusus pada hari raya Natal, sebagai tanda ungkapan iman yang mendalam.
3. Imam mendoakan kisah institusi (kisah Perjamuan Tuhan) dalam Doa Syukur Agung, termasuk di dalamnya kata-kata konsekrasi, sebagai tanda hormat dan pujian.
4. Mempersiapkan pada waktu akan menyambut komuni dan meresapkan kehadiran Tuhan Yesus di dalam hati pada waktu telah menyambut komuni sebagai sikap sembah sujud untuk hormat kepada Allah.

(Berlutut/Berdiri: Umat diharapkan berlutut; apabila tidak memungkinkan, Umat hendaknya berdiri).

Menebah Dada (baca: menepuk dada) dibuat ketika mengucapkan kata-kata “...saya berdosa, saya sungguh berdosa ...” pada Pernyataan Doa Tobat “Saya mengaku” (Ritus Pembuka) tanda tobat dan penyesalan.
Menyembah: dilakukan ketika Imam mengangkat Tubuh dan Darah Kristus setelah mengucapkan kata-kata konsekrasi sebagai tanda hormat dan bakti pada Tuhan.

Menundukan kepala: dilakukan ketika
1. Iman selesai mengangkat Tubuh dan Darah Kristus, sesudah mengucapkan kata-kata konsekrasi, sebagai tanda hormat dan bakti pada Tuhan.
2. Menerima berkat sebagai tanda kesediaan dan kerendahan hati.

Membungkuk: dilakukan ketika mengucapkan “Ia dikandung dari Roh Kudus dilahirkan oleh Perawan Maria dan menjadi manusia” (Syahadat Nikea – Konstantinopel) atau “yang dikandung dari Roh Kudus dan dilahirkan oleh Perawan Maria” (Syahadat Para Rasul) sebagai tanda ungkapan iman.

Mengatupkan tangan: dibuat ketika akan menyambut komuni (mengatupkan tangan di dada) sebagai ungkapan kesetiaan kepada Tuhan.

Duduk: dilakukan ketika
1. Kitab Suci dibacakan (selain Injil) sebagai ungkapan kesediaan mendengar dan merenungkan Sabda Tuhan.
2. Persiapan persembahan sebagai ungkapan kesediaan memberi diri kepada Tuhan dengan penuh penyerahan.
3. Petugas membacakan pengumuman sebagai ungkapan kesediaan mendengarkan dan melaksanakan tugas kewajiban.

Semoga Bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar